MAKALAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN GANGGUAN KEPRIBADIAN “HISTRIONIK”
MAKALAH PENGEMBANGAN
KEPRIBADIAN
GANGGUAN KEPRIBADIAN “HISTRIONIK”
DOSEN PEMBIMBING
: M. Shohib
Disusun
Oleh :
Dinal Alfisyar Yudan Prasetya (201510370311005)
Imam Halimi (201510370311035)
Jahtra Hidayatullah (201510370311025)
Farid Sanitas (201510370311024)
KELAS 1A
JURUSAN TEKNIK
INFORMATIKA
TAHUN STUDI 2015-2016
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang Ganggaun Kepribadian Histrionik.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah
tentang Ganggaun Kepribadian Histrionik ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Malang, 6 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
1.
Kata Pengantar......................................................................................................... i
2.
Daftar Isi................................................................................................................... ii
3.
Bab 1 (Pendahuluan)
a. Latar Belakang............................................................................................. 4
b. Tujuan........................................................................................................... 5
c. Rumusan Masalah....................................................................................... 5
4.
Bab 2 (Isi)
a. Isi.................................................................................................................. 5
b. Pengertian Gangguan
Kepribadian Histrionik........................................ 5
c. Gejala-gejala Gangguan
Kepribadian Histrionik................................... 6
d. Ciri-ciri Gangguan
Kepribadian Histrionik............................................ 7
e. Contoh Kasus.............................................................................................. 7
f.
Penyebab Gangguan Kepribadian Histrionik.......................................... 8
g. Cara Pencegahan Gangguan
Kepribadian Histrionik............................ 8
5.
Bab 3 (Penutup)
a. Kesimpulan................................................................................................... 9
b. Saran............................................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dalam istilah awam,
kepribadian sering disamakan atau digunakan secara bergantian dengan
istilah watak atau karakter dan tempramen, padahal masing-masing berbeda. Watak
adalah aspek sosial dari kepribadian manusia, sedangkan tempramen adalah aspek
badaniah dari kepribadian. Masin-masing hanyalah salah satu aspek kepribadian,
disamping aspek-aspek yang lain vitalitas, hasrat, perasaan, kehendak bakat,
intelegensi, dan yang lainnya. Pada umumnya seseorang terganggu kepribadiannya
apabila satu atau lebih kepribadiannya telah menjadi sedemikian rupa sehingga
merugikan dirinya atau lingkungannya.
Gangguan kepribadian
adalah suetu proses perkembangan yang timbul pada mas anak-anak, remaja, dan
berlanjut pada mas dewasa. Keadaan ini merupaka pola prilaku yang tertanam
dalam dan berlangsung lama, muncul sebagai respon yang kaku terhadap tantangan
situasi pribadi dan sosial yang luas.
Histrionik
merupakan gejala kejiwaan. Menurut psikolog, orang dengan kepribadian
histrionik akan berupaya menarik simpati dari lingkungan sekitarnya untuk
memahami dan mengerti akan dirinya dengan berbagai cara. Cara yang dilakukan
biasanya bersifat memanipulasi lingkungan sebanyak-banyaknya sehingga berkesan
seperti sesungguhnya terjadi.
Seringkali,
pengidap histrionik ini mengeluhkan kelemahan-kelemahannya demi mendapatkan
perhatian dan “excuse” dari orang lain. Dengan cara seperti ini maka orang
dengan kepribadian histrionik akan mendapatkan kenyamanan dan kepuasan diri.
Mengemukakan keluhan penyakit merupakan cara paling ampuh dan mudah ditempuh
agar orang lain memberikan “excuse” dan permakluman bahkan bisa turut
bersimpati. Akhirnya, orang seperti ini mampu melepaskan tanggung jawabnya
sebagaimana yang sering dilakukan orang “elit” yang tengah menerima tuntutan
hukum. Orang “elit” ini pertama-tama langsung menyatakan keluhan sakit tertentu
sehingga perlu “istirahat” dulu di rumah sakit bila perlu rumah sakit luar negeri.
Atau, pergi umroh. Cara ini mujarab karena psikososial masyarakat di sekitarnya
mendukung untuk itu sehingga orang dengan kepribadian histrionik ini mampu
menarik kesan demi kenyamanan diri sebanyak-banyaknya.
Uniknya,
karena keribadian histrionik ini menuntut suatu trik dan kecerdikan
memanipulasi lingkungan maka biasanya “penderitanya” adalah orang yang memiliki
kecerdasan lumayan, pandai berbicara, memiliki jaringan dan koneksitas,
memiliki cukup uang, memiliki strategi zig-zag dalam hidup dan menduduki strata
“elit” di masyarakat. Kepintaran akan digunakan menciptakan strategi,
kepandaian berbicara untuk meyakinkan orang, koneksitas untuk membuat citra,
uang untuk mem-back up situasi, strategi zig-zag untuk menghindari kejaran
pembongkaran fakta. Dan, kedudukan “elit”, inilah dia yang kebanyakan
melakukannya.
Jarang
kaum awam, tidak terdidik, orang miskin, dan rakyat jelata mampu melakukan
manipulasi lingkungan atau bersandiwara demi kepuasan pribadinya. Orang awam
tidak mampu bersandiwara dan biasanya apa adanya, orang tidak terdidik tidak
mempunyai kemampuan menemukan trik dan strategi, orang miskin tidak memiliki
uang yang cukup untuk “chek up” ke dokter (apa lagi dokter Singapura) supaya
mendapat surat keterangan sakit. Juga, orang miskin tidak punya uang untuk
pergi umroh supaya terkesan “saleh” atau setidaknya menunda tuntutan tanggung
jawab.
Begitulah,
fenomena histrioinik sangat menggejala dan keberadaannya semakin mendapatkan
tempat oleh masyarakat kita yang note bene juga sebagai masyarakat
melodramatik.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa
dapat memahami gejala gangguan kepribadian histrionik.
2. Mahasiswa
dapat mengetahui gangguan kepribadian histrionik.
3. Mahasiswa
juga dapat mengetahui tentang bagaimana cara supaya tidak mengalami gangguan
kepribadian histrionik.
C. RUMUSUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian histrionik ?
2. Apa
gejala gangguan kepribadian histrionik ?
3. Ciri
– ciri gangguan Histrionik ?
4. Apa
penyebab terjadinya gangguan histrionik ?
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN
GANGGUAN KEPRIBADIAN HISTRIONIK
Gangguan Kepribadian
Histrionik adalah gangguan kepribadian dramatik, emosional atau tidak menentu
yang melibatkan pola emosionalitas yang berlebihan dan suka mencari perhatian.
Penderita gangguan kepribadian histrionik
cenderung mengekspresikan emosi emosinya secara berlebih lebihan, misalnya
memeluk seseorang yang baru saja dikenalnya atau menangis tak terkontrol saat
menonton film cengeng (Pfohl, 1995).
Mereka cenderung congkak, self centered dan
merasa tidak nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian. Penampilan dan
perilakunya seringkali tampak menggoda dan mereka biasanya sangat peduli pada
penampilannya.
Selain itu mereka secara konstan mencari
kepastian dan persetujuan dari orang lain dan bisa menjadi gusar atau marah
bila orang lain tidak memperhatikan atau memberikan pujian kepadanya.
Penderita gangguan kepribadian histrionik juga
cenderung impulsif dan memiliki banyak kesulitan untuk menunda pujian.
Cognitive style yang terkait dengan gangguan
kepribadian histrionik adalah impresionistik (Shapiro, 1965), yang ditandai
oleh adanya kecenderungan untuk melihat berbagai situasi secara global, hitam
dan putih.
Pembicaraannya sering tidak jelas, kurang
mengandung detail dan ditandai dengan hiperbola (Pfohl, 1991). Sebagai contoh,
Ketika ditanyai tentang kencannya kemarin malam, Pat mungkin akan mengatakan
pokoknya asyik tetapi tidak dapat memberikan keterangan yang lebih terperinci.
Gangguan kepribadian
histrionik merupakan gangguan kepribadian dengan karakter emosi yang
meluap-luap seperti keinginan untuk mendapat pujian atau rayuan yang tidak
tepat. Gangguan ini berawal dari masa kanak-kanak hingga menjelang remaja dan
terus berlanjut hingga membentuk gangguan kepribadian dikemudian harinya.
Seseorang dengan
gangguan histrionik (HPD) seperti memiliki kehidupan yang dramatis, terkesan
genit, dan memiliki antusias berlebihan. Terkadang perilaku yang diperlihatkan
bisa membuat orang lain terangsang, penderita juga mudah dipengaruhi orang
lain, serta ekspresi emosi yang muncul berlebihan termasuk dalam berpakaian.
Penderita HPD selalu
mencari-cari cara agar mendapat perhatian orang lain. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh pengukuhan dirinya. Penderita akan selalu menanyakan pendapat orang
lain mengenai sesuatu yang berkaitan dengan dirinya, seperti dandanan, cara
berpakaian, sampai masalah pribadi lainnya.
Gangguan kepribadian
ini bisa dialami pria maupun wanita. Wanita dengan gangguan HPD cenderung
berperilaku sesuka hatinya, kekanak-kanakan, dan sangat tergantung pada orang
lain. Mereka cenderung tidak realistis, fantasinya berlebihan. Ekspresi
emosional yang dangkal saat ia menghadapi distres dan kesulitan untuk memahami
orang lain membuat dirinya sulit dalam mempertahankan hubungan dengan
pasangannya. Bahkan wanita HPD yang memiliki gangguan kepribadian
borderline cenderung akan melukai tubuh atau pura-pura bunuh diri untuk menarik
perhatian pasangan atau orang lain.
Pada pria, pelbagai
permasalahan yang dihadapi dapat berupa krisis identitas diri, impulsif dan
gangguan berhubungan dengan orang lain. Masalah yang kerap dialami pria dengan
HPD adalah kecenderungan antisosial, dramatis, dan tidak mampu bersikap dewasa.
Selain itu, pria dengan gangguan ini akan merasa bersalah terhadap dirinya jika
ia tidak sanggup untuk dekat dengan orang lain.
Pria HPD dengan
tendensi antisosial melakukan isolasi diri dan menghindari hubungan sosial
untuk beberapa hari bahkan beberapa tahun saat ia merasakan ketidaknyamanan
atau bila terjadi kesalahpahaman yang membuat dirinya terusik.
B. GEJALA
– GEJALA GANGGUAN KEPRIBADIAN HISTRIONIK
1.
Tidak merasa nyaman jika tidak menjadi pusat
perhatian.
2.
Bertingkah agar mendapat perhatian, biasanya
dengan berperilaku yang bisa merangsang gairah seksual orang lain.
3.
Bisa mengubah ekspresi emosi dengan cepat atau
berpura-pura dengan tujuan untuk memberikan perhatian pada orang lain.
4.
Konsistensi dengan segala sesuatu yang
berkaitan dengan penampilan yang mencolok agar menjadi pusatperhatian.
5.
Suka berbohong untuk mendapatkan perhatian orang
lain
6.
Sensitif terhadap kritikan dan penolakan.
7.
Mudah frustasi dan tidak mudah puas.
C. CIRI
– CIRI GANGGUAN HISTRIONIK
Gangguan kepribadian histrionic digunakan
untuk individu yang terlalu dramatis (mengekspresikan hal emosional secara
berlebihan) dan selalu menarik perhatian kepada dirinya sendiri. Pola ini
dimulai pada awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai konteks. Adapun ciri
gangguan ini antara lain sebagai berikut:
1. Individu dengan
gangguan ini tidak nyaman atau merasa tidak dihargai ketika mereka tidak
menjadi pusat perhatian.
2. Penampilan dan
perilaku mereka sering melakukan profokasi secara seksual yang tidak tepat
(menggoda).
3. Ekspresi emosional
yang dangkal dan cepat berubah.
4. Secara konsisten
menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian kepada diri mereka
sendiri.
5. Individu ini memiliki
gaya bicara yang impresionistik dan kurang rinci.
6. Individu dengan
gangguan ini ditandai dengan dramatisasi diri, sandiwara, dan ekspresi
berlebihan dari emosi.
7. Memiliki tingkat
sugestifitas yang tinggi.
8. Menganggap hubungannya
lebih intim dari realitanya.
Individu dengan
gangguan ini akan memiliki kesulitan dalam keintiman berhubungan. Terkadang
mereka berusaha menguasai pasangannya dengan manipulasi emosional, namun dalam
keadaan lain mereka sangat bergantung pada pasangannya. Mereka menuntut untuk
diperhatikan secara konstan. Mereka sering mengalami depresi dan marah ketika
mereka bukan pusat perhatian ataupun dalam situasi yang membuat kepuasannya
tertunda.
Sebagian besar terapi
yang digunakan difokuskan pada hubungan interpersonalnya yang bermasalah.
Mereka perlu ditunjukkan bagaimana hasil jangka pendek dari gaya interaksi
semacam itu dapat menimbulkan pengorbanan jangka panjang. Mereka juga perlu
diajari tentang cara-cara yang lebih baik untuk menegosiasikan keinginan dan
kebutuhannya.
CONTOH KASUS
Seorang wanita berusia sekitar
20-an tahun dan telah menikah serta memiliki seorang anak yang masih bayi. Dia
dikeluhkan oleh keluarganya karena seringkali pingsan dan setelah diperiksa ke
dokter ternyata tidak di temuakan gangguan fisik apapun. Ibunya menuturkan
bahwa hingga SMP sang anak masih tidur dengan ayah dan ibunya. Seluruh
keinginannya harus dipenuhi, cenderung ”bandel” namun sangat disayang oleh
ayahnya. Sejak kecil, sang anak memang sering kali terjatuh secara
tiba-tiba, namun setelah menikah gejalanya semakin parah (sang anak menikah
karena telah hamil di luar pernikahan). Berkali-kali sang anak pingsan. Apabila
sedikit tersinggung biasanya akn langsung pingsan dan baru tidak lama kemudian
membaik setelah orang-orang di sekitarnya tampak panik membantu dia.
Tritment
yang dapat diberikan yaitu:
a.
Psikoterapi. Pasien dengan gangguan
kepribadian histrionik seringkali tidak menyadari perasaan mereka yang
sesungguhnya; dengan demikian penjelasan dalam (inner feeling) mereka adalah
suatu proses yang penting. Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, baik dalam
kelompok atau individual, adalah terapi yang terpilih untuk gangguan
kepribadian histrionik.
b.
Farmakoterapi. Farmakoterapi dapat
ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya, seperti penggunaan
antidepresan untuk depresi dan keluhan somatic, obat antiansietas untuk
kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.
D. PENYEBAB
GANGGUAN N HISTRIONIK
· Biologis
Secara genetis, kemungkinan bahwa ini merupakan
sifat yang diturunkan (genetika), lingkungan,
termasuk pengalaman di masa kecil.
· Psikologis
Sumbangsih kognitif dan pengalaman
masa lalu yang suram menjadi salah satu pemicu lahirnya gangguan ini.
· Spiritual
Kurangnya mendekatkan diri dengan Tuhan
membuat salah satu dimensi kemanusiaan yang dimiliki manusia terasa gersang.
E. CARA PENCEGAHAN
Masih belum pasti namun agar seseorang tidak mengalami gangguan ini
dapat kita rancang suatu cara untuk mendorong mereka, antara lain dalam
psikososialan. Seperti kognitif dan pengalaman masalalu yang suram menjadi
salah satu pemicu lahirnya gangguan ini. Lingkungan termasuk pengalaman masa
kanak-kanak yang merugikan termasuk kurangnya perhatian orangtua. Sehingga
lingkungan dan orang tua sangat berpengaruh untuk seseorang menjadi gangguan
ini jika tidak memberikan dorongan atau motivasi yang dapat membangun mereka
menjadi lebih baik dan menilai diri mereka positif.
Sosiokultural, Studi budaya tertentu dengan tingkat tinggi HPD
menunjukkan penyebab sosial dan budaya HPD. Sebagai contoh, beberapa peneliti
harapkan untuk menemukan gangguan ini lebih sering antar budaya yang cenderung
menampilkan nilai tanpa hambatan emosi.
Biologi, secara genetis, kemungkinan bawah ciri-ciri karakter mayornya
merupakan sifat yang diturunkan. Sedangkan ciri-ciri karakter lainnya
disebabkan oleh kombinasi fenotip dari genetika dan lingkungan, termasuk
pengalaman di masa kecil.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa siapa saja
berpotensi untuk mengalami gangguan kepribadian. Karena gangguan kepribadian
tidak saja disebabkan oleh faktor genetika (dapat diturunkan), tapi juga
dipengaruhi oleh faktor temperamental, faktor biologis (hormon,
neurotransmitter dan elektrofisiologi), dan faktor psikoanalitik (yaitu adanya
fiksasi pada salah satu tahap di masa perkembangan psikoseksual dan juga
tergantung dari mekanisme pertahanan ego orang yang bersangkutan).
Gangguan kepribadian histrionik digunakan
untuk individu yang terlalu dramatis (mengekspresikan hal emosional secara
berlebihan) dan selalu menarik perhatian kepada dirinya sendiri.
B. SARAN
1.
Mahasiswa harus bisa mengontrol sikap emosi
yang meluap-luap supaya tidak terjadi gangguan histrionik.
2.
Mahasiswa harus bersikap dewasa terhadap
masalah apapun yang dihadapinya.
3.
Mahasiswa harus menghindari penyebab sikap
yang berhubungan dengan gangguan histrionik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Baihaki Mif dkk, Psikiatri
Konsep Dasar dan Gangguan, Bandung: PT. Refika Aditama, 2007.
2.
Durand Mark dan Barlow David,
Intisari Psikologi Abnormal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
3.
S. Nevid Jeffrey, dkk. Psikologi
Abnormal. Jakarta: Erlangga. 2003.
4.
http://renita-sektivela-fpsi12.web.unair.ac.id/artikel_detail-106702-Umum-Gangguan%20kepribadian%20Histrionik%20(Psikologi%20Klinis).html
Tag: gangguan, gangguan kepribadian, histrionik, kepribadian, pengertian histrionik, gejala histrionik, ciri-ciri histrionik
Tag: gangguan, gangguan kepribadian, histrionik, kepribadian, pengertian histrionik, gejala histrionik, ciri-ciri histrionik
Komentar
Posting Komentar